Bau mulut bisa jadi tanda adanya gangguan pada kesehatan gigi, mulut, atau kondisi medis tertentu. Jika tidak segera ditangani, bau mulut bisa berujung pada kerapuhan atau gigi yang mudah tanggal.
Bau mulut juga menjadi petunjuk adanya komplikasi dari beberapa jenis gangguan kesehatan. Misalnya, bau mulut yang mengeluarkan aroma amonia berhubungan dengan gangguan pada ginjal Anda, serta bau mulut yang busuk merupakan salah satu komplikasi dari anoreksia nervosa. Bahkan, bau mulut dengan aroma manis atau seperti buah bisa jadi pertanda ketoasidosis, yaitu komplikasi akut dari diabetes.
Anda mungkin tidak sadar memiliki bau mulut, namun sering merasa dijauhi. Hal ini bisa dikaitkan dengan hasil sebuah penelitian yang menemukan 78% kasus bau mulut pada pesertanya, namun 20% di antaranya tidak menyadari mereka memiliki bau mulut.
Masih dari penelitian yang sama, ditemukan juga kaitan antara aspek psikosomatis dan pemilik bau mulut, yaitu menurunnya kepercayaan diri, kepekaan meningkat, dan selalu merasa ‘minder’ dalam pergaulan sosialnya. Anda yang memiliki bau mulut mungkin sudah merasakan hal ini, jadi sering merasa malas bepergian atau makin menjauhkan diri dari lingkungan.
Wow, ternyata bau mulut bukan hanya tentang kesukaan mengonsumsi bawang atau kebiasaan sikat gigi yang buruk, ya. Jadi, bagaimana cara mencegah bau mulut, apalagi jika Anda tidak menyadari memiliki bau mulut?
Cara Mencegah Bau Mulut
Bau mulut yang disebabkan oleh suatu penyakit bisa hilang dengan cara mengobati penyakit yang mendasari tersebut. Misalnya, bau mulut yang disebabkan oleh diabetes bisa dikurangi dengan menjalani rangkaian pengobatan diabetes. Bau mulut yang disebabkan oleh penyakit gusi bisa dihilangkan dengan melakukan penanganan gangguan kesehatan pada gigi atau mulut.
Sementara, bau mulut yang disebabkan oleh berkurangnya kebersihan mulut, makanan dan minuman, diet tertentu, berpuasa, atau kebiasaan merokok bisa dicegah dengan penggunaan cairan kumur. Penggunaan obat kumur atau mouthwash bisa Anda jadikan rutinitas tambahan setelah menggosok gigi.
Anda bisa memilih obat kumur antiseptik yang dapat mencegah bau mulut sekaligus membunuh bakteri pemicu timbunan plak di gigi dan masalah pada gusi, namun tidak menyebabkan iritasi. Ada juga varian obat kumur yang dipercaya bisa mencegah terbentuknya tartar atau karang gigi, sekaligus menjaga kesehatan gusi. Maka dari itu, pilihlah obat kumur yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Mouthwash bisa mengurangi bau mulut yang disebabkan oleh mengonsumsi makanan yang beraroma menyengat maupun penyebab bau mulut lain yang telah disebutkan di atas. Untuk kebersihan rongga mulut yang maksimal, Anda tetap disarankan untuk membersihkan gigi dua kali sehari dengan sikat gigi dan pasta gigi berfluoride, lalu diikuti dengan menggunakan benang gigi (dental floss) dan obat kumur.
Pastikan Anda menggunakan obat kumur selama sekitar 30 detik dimulai dari rongga mulut hingga berkumur di tenggorokan bagian belakang. Jika menggunakan obat kumur dengan flouride, disarankan untuk tidak langsung berkumur dengan air setelahnya. Jangan lupa juga untuk menyikat permukaan lidah agar bersih dari bakteri dan melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, setidaknya dua kali setahun.
Jika bau mulut tetap ada walaupun Anda telah melakukan perubahan gaya hidup, menggunakan obat kumur, dan menjaga kebersihan mulut, maka disarankan berkonsultasi kepada dokter untuk mencari tahu penyebab lain dari bau mulut.
Nah, tunggu apa lagi? Jangan biarkan dampak bau mulut jadi pengganggu agenda bersosialisasi atau rapat penting Anda. Ayo, mulai jaga kebersihan rongga mulut supaya makin berani tunjukin dirimu tanpa mikirin bau mulut!