Anggaplah si Jono lagi ngincer mobil Alphard…
Singkat cerita, dia datang ke sorum untuk lihat-lihat mobil Alphard. Ditemuilah si Indro, sales mobil tersebut.
Tanpa panjang lebar menjelaskan, alhasil di Jono langsung beli Alphard secara Cash keras!
Karena si Indro paham banget ngumpulin database customer, akhirnya dia ngesave nomor handphone dan email dari si Jono.
3 bulan berlalu….
Tiba-tiba si Indro mengirimkan email bahwa ada promo penjualan mobil Alphard. Terkirimlah email tersebut ke seluruh databasenya, termasuk di dalamnya ada si Jono.
Si Jono buka inboxnya. Tapi karena udah punya, ya pastinya emailnya diabaikan.
1 bulan berlalu….
Si Jono nerima email lagi dari si Indro. Kali ini ada promo mobil Harrier. Tapi karena si Jono udah punya Alphard, akhirnya dia abaikan email tersebut.
10 hari berlalu…
Si Jono lagi-lagi nerima email lagi dari si Indro. Kali ini ada promo mobil Fortuner. Perlahan si Jono mulai kesel, “Gw udah punya Alphard woy”
Rada emosi… Dan 3 hari berlalu.
Tiba-tiba si Jono menerima email lagi dari si Indro. Kali ini ada promo mobil Yaris. Makin kesal, akhirnya si Jono marah-marah ke si Indro.
Sekarang…
Coba Anda bayangkan si Jono adalah customer Anda. Anda adalah si Indro. Dan mobil adalah produk Anda…
Kalau Anda jadi si Jono, gimana perasaan Anda?
Kalau Anda jadi si Indro, apa strategi Anda?
Begitulah marketing….
Awas! Jangan sampai mereka yang awalnya pelangganmu tiba-tiba jadi kesal karena Anda membombardir mereka dengan penawaran yang berulang-ulang yang jelas-jelas sudah mereka miliki…
Atau…
Anda membombardir mereka dengan penawaran-penawaran yang jelas-jelas mereka tidak butuhkan…
Cuma ngingetin aja… ^_^